Pages


Ob-la-di, Ob-la-da



Desmond has his barrow in the market place...
Molly is the singer in a band...
Desmond says to Molly "Girl, I like your face"
And Molly says this as she takes him by the hand...
Ob-la-di, ob-la-da, life goes on, brah!...
Lala how the life goes on...
Ob-la-di, ob-la-da, life goes on, brah!...
Lala how the life goes on.

Desmond takes a trolley to the jewelry store...
Buys a twenty carat golden ring...
Takes it back to Molly waiting at the door...
And as he gives it to her she begins to sing...
Ob-la-di, ob-la-da, life goes on, brah!...
Lala how the life goes on...
Ob-la-di, ob-la-da, life goes on, brah!...
Lala how the life goes on.

In a couple of years they have built a home sweet home,
With a couple of kids running in the yard,
Of Desmond and Molly Jones... (Ha ha ha ha ha)

Happy ever after in the market place...
Desmond lets the children lend a hand...
Molly stays at home and does her pretty face...
And in the evening she still sings it with the band...
Ob-la-di, ob-la-da, life goes on, brah!...
Lala how the life goes on...
Ob-la-di, ob-la-da, life goes on, brah!...
Lala how the life goes on.

In a couple of years they have built a home sweet home,
With a couple of kids running in the yard,
Of Desmond and Molly Jones...
Happy ever after in the market place...
Molly lets the children lend a hand...
Desmond stays at home and does his pretty face...
And in the evening she's a singer with the band...
Ob-la-di, ob-la-da, life goes on, brah!...
Lala how the life goes on...
Ob-la-di, ob-la-da, life goes on, brah!...
Lala how the life goes on.


And if you want some fun...take Ob-la-di-bla-da (Thank you)

DREAM THEATER



Dream Theater adalah sebuah band progressive metal asal Amerika Serikat yang dibentuk pada tahun 1985 dengan nama "Majesty" oleh John Myung, John Petrucci, dan Mike Portnoy saat mereka bersekolah di Berklee College of Music di Boston, AS, sebelum mereka keluar untuk mendukung kegiatan band mereka. Setelah perubahan sejumlah personil, tiga personil awal masih ada sekarang ditambah dengan James LaBrie dan Jordan Rudess.

Dream Theater telah menjadi sebuah band progressive rock yang sukses, walaupun terjadi penurunan popularitas genre ini sejak pertengahan tahun 1970an. Walaupun band telah berhasil membuat beberapa hits (seperti “Pull Me Under” yang terkenal di awal 1990an, yang sering diputar di MTV), mereka masih berada dibawah dari segi karir mereka.

Band ini dikenal dari keahlian teknis dari para pemain almbfhjgh,nkiat musiknya, yang telah mendapatkan banyak penghargaan dari majalah-majalah musik. Personil-personil Dream Theater telah berkolaborasi dengan beberapa musisi terkenal. Gitaris John Petrucci telah menjadi gitaris ketiga dalam tur G3 sebanyak 6 kali, lebih dari gitaris yang diundang lainnya, diatas Eric Johnson, Robert Fripp, dan Yngwie Malmsteen.

Album dengan penjualan tertinggi dari band ini adalah album Images and Words (1992), yang meraih peringkat ke 61 di chart Billboard 200. Album berjudul Awake di tahun 1994 dan album berjudul Six Degrees of Inner Turbulence di tahun 2002 juga masuk chart pada peringkat ke 32 dan 64 dan mendapat banyak tanggapan positif. Six Degrees of Inner Turbulence menghantarkan Dream Theater menjadi band yang dibahas pada Music Section dari Entertainment Weekly ketika minggu pertama rilisnya majalah ini, walaupun majalah ini umumnya membahas aliran musik yang mainstream. Di tahun 2007, Systematic Chaos memasuki Billboard 200 dengan peringkat ke 19. Dream Theater telah menjual album lebih dari dua juta kopi di Amerika Serikat, dan lebih dari delapan juta kopi album dan DVD di seluruh dunia. Dream Theater sekarang sedang mengerjakan album studio ke-10 mereka yang judulnya masih belum diketahui. Direncanakan rilis di tahun 2009 dengan diikuti tur sesudahnya.


Sejarah

Formasi (1985)



Dream Theater dibentuk di bulan September tahun 1985 saat gitaris John Petrucci dan bassis John Myung memutuskan untuk membentuk sebuah band di waktu luang mereka saat belajar di Berklee College of Music. Mereka kemudian mendatangi drummer Mike Portnoy di salah satu ruang latihan di Berklee, yang dimana ia dimana untuk bergabung dalam band. Mereka memulai dengan membawakan lagu-lagu Iron Maiden dan Rush di ruang latihan di Berklee.

Myung, Petrucci, dan Portnoy menetapkan nama Majesty untuk grup mereka yang baru terbentuk. Menurut dokumentasi di The Score So Far…, saat mereka mengantri untuk membeli tiket konser Rush di Berklee Performance Center sambil mendengarkan lagu-lagu Rush di sebuah boom box. Portnoy berpendapat bahwa bagian akhir dari lagu "Bastille Day” (dari album Caress of Steel) kedengaran begitu "majestik." Kemudian diputuskan bahwa Majesty menjadi nama band mereka.

Mereka pun mulai mencari pemain di posisi yang tersisa pada grup. Petrucci mengusulkan teman satu bandnya semasa SMA, Kevin Moore untuk bermain keyboard. Setelah posisi tersebut disetujuinya, temannya yang lain, Chris Collins, direkrut menjadi vokalis setelah personil band ini mendengarkan ia menyanyikan "Queen of the Reich" dari Queensryche. Pada masa ini, jadwal yang sibuk dari Portnoy, Petrucci and Myung memaksa mereka untuk meninggalkan sekolah untuk berkonsentrasi ke music mereka, sebagaimana mereka tidak merasa tidak dapat belajar lebih banyak di Berklee. Moore juga meninggalkan sekolahnya, SUNY Fredonia , untuk berkonsentrasi pada band


The Majesty Demos dan Kelahiran "Dream Theater" (1986-1987)


Awal-awal bulan di tahun 1986 diisi dengan berbagai jadwal konser di dan sekitar wilayah New York City. Pada waktu itu, band ini merekam koleksi dari berbagai demo, diberi judul The Majesty Demos. Rekaman ini terjual 1.000 kopi kurang dari 6 bulan, dan menjadi populer. The Majesty Demos masih ada dalam format aslinya saat ini, meskipun sudah dirilis resmi dalam bentuk CD lewat YtseJam Records milik Mike Portnoy. Pada bulan November tahun 1986, setelah beberapa bulan menulis lagu dan tampil bersama, Chris Collins keluar dari band karena perbedaan kreatifitas. Setelah setahun mencoba mencari penggantinya, Charlie Dominici, yang berusia jauh lebih tua dan lebih berpengalaman dari personil band lainnya, berhasil dalam audisi grup ini. Dengan stabilitas yang bisa dijanjikan oleh Dominici dibawa ke Majesty, mereka mulai menambah jumlah pertunjukan mereka di wilayah New York City, mendapatkan sorotan yang cukup besar. Tidak beberapa lama setelah mengajak Dominici, sebuah grup lainnya di Las Vegas yang juga bernama Majesty mengancam dengan tindakan hukum untuk pelanggaran hak kekayaan intelektual dengan menggunakan nama mereka, terpaksa mencari nama baru. Beberapa kemungkinan nama diusulkan dan dicobakan, diantaranya Glasser, Magus, and M1, yang semuanya ditolak hingga ayah Portnoy mengusulkan nama Dream Theater, nama sebuah bioskop di Monterey, California.


When Dream and Day Unite (1988-1990)


Dengan keseimbangan ini, Dream Theater berkonsentrasi untuk menulis lebih banyak material lagu sambil bermain untuk konser di New York dan negara bagian tetangga lainnya. Ini akhirnya menarik perhatian Mechanic Records, sebuah divisi dari MCA. Dream Theater menandatangani kontrak rekaman pertama mereka dengan Mechanic pada 23 Juni 1988 dan mulai merekam album debut mereka.

When Dream and Day Unite dirilis di tahun 1989 kepada pendengar yang jauh lebih sedikit dari yang mereka pikirkan. Mechanic melanggar janji yang mereka buat kepada Dream Theater sebelum menandatangani kontrak, jadi mereka hanya sebatas bermain di New York. Tur promosi untuk album ini terdiri dari hanya lima konser, semua relatif merupakan acara lokal saja. Pertunjukan pertama mereka dilangsungkan di Sundance di Bay Shore, New York sebagai pembukaan untuk trio beraliran classic rock yang bernama Zebra.

Setelah pertunjukan keempat, Dominici dikeluarkan karena masalah pribadi dan perbedaan kreatifitas. Tak lama sesudah itu, bagaimanapun, Marillion meminta Dream Theater menjadi band pembuka di pertunjukan mereka di The Ritz di New York, jadi Dominici diberi kesempatan untuk tampil terakhir kalinya. Saat itu adalah dua tahun sebelum Dream Theater mendapatkan vokalis pengganti.


Images and Words (1991-1993)


Setelah keluarnya Dominici, Dream Theater berhasil berjuang untuk lepas dari kontrak mereka dengan Mechanic, dan mulai mengaudisi vokalis dan membuat material lagu untuk album baru mereka. Dalam pencarian mereka untuk penyanyi baru, mereka mengaudisi lebih dari 200 orang, diantaranya bekas vokalis Fates Warning, John Arch; semuanya ditolak. Di pertengahan tahun 1990an, di sebuah pertunjukan di New York, Dream Theater memperkenalkan Steve Stone sebagai penyanyi baru mereka. Ia hanya membawakan tiga lagu bersama band ini sebelum ia dikeluarkan karena kurang dari yang diharapkan. Saat itu adalah lima bulan sebelum Dream Theater bermain di pertunjukan lainnya, kali ini dalam bentuk instrumental saja (dibawah nama YtseJam). Hingga pertengahan tahun 1992 band ini masih fokus untuk berusaha mencari penyanyi lainnya dan menulis lagu lainnya. Saat periode ini, sebagian besar dari apa yang mereka tulis kemudian terdapat dalam album Images and Words di tahun 1992.

Di akhir tahun 1991, Kevin James LaBrie dari band glam metal yang bernama Winter Rose diterbangkan dari Kanada ke New York untuk diaudisi. LaBrie membawakan tiga lagu dengan band ini, dan segera diajak untuk mengisi posisi sebagai vokalis. Setelah direkrut, LaBrie memutuskan untuk menghilangkan nama depannya untuk mencegah kebingungan dengan Kevin yang lainnya di band ini. Untuk beberapa bulan ke depan, band ini bermain pada pertunjukan ( masih kebanyakan sekitar NYC), sambil mengerjakan bagian vokal dari musik yang sudah ditulis sebelum mendapatkan LaBrie. ATCO Records (sekarang EastWest), sebuah divisi dari Elektra Records, mengontrak Dream Theater untuk kontrak tujuh album berdasarkan tiga lagu demo (kemudian dibuat sebagai "The ATCO Demos" lewat fan club Dream Theater).

Album pertama yang direkam dibawah kontrak rekaman baru mereka adalah Images and Words di tahun 1992. Untuk promosi, pihak label merilis CD Single and video klip untuk lagu “Another Day” tetapi tidak menghasilkan dampak komersial yang signifikan. Lagu “Pull Me Under”, bagaimanapun, berhasil mendapat jumlah pemutaran di radio yang tinggi tanpa ada promosi yang disusun oleh band atau pihak label. Sebagai respon, ATCO membuat video klip untuk “Pull Me Under” yang sering diputar di MTV. Video klip ketiga diproduksi untuk “Take the Time” tetapi tidak mendekati keberhasilan “Pull Me Under”.

Kesuksesan dari "Pull Me Under," ditambah lagi dengan tur yang tiada henti di Amerika Serikat dan Jepang, menyebabkan Images and Words meraih penghargaan album emas di Amerika Serikat dan album platinum di Jepang. Berlanjut dengan tur di Eropa di 1993, termasuk sebuah pertunjukkan di Marquee Club yang terkenal di London, pertunjukan itu direkam dan dirilis dengan judul Live at the Marquee, album live pertama Dream Theater. Sebagai tambahan, sebuah kompilasi video dari konser mereka di Jepang (digabung dengan footage bergaya dokumenter dari saat luar panggung ketika tur) yang dirilis dengan judul Images and Words: Live in Tokyo.


Awake (1994)

Berkeinginan untuk mengerjakan material baru, Dream Theater kembali ke studio di bulan Mei tahun 1994. Awake, album studio ketiga Dream Theater dirilis pada 4 Oktober 1994 dengan datangnya kontroversi diantara fans. Tidak lama sebelum album di-mix, Moore memberitahukan kepada seluruh personil band bahwa ia tidak tertarik lagi untuk tur, atau menikmati gaya music Dream Theater dan akan keluar dari Dream Theater untuk berkonsentrasi dengan keinginan musiknya sendiri. Hasilnya, band harus berpencar untuk mencari pemain keyboard pengganti sebelum mempertimbangkan memulai tur. Album ini diterima cukup baik oleh para fansnya. Album ini dipandang oleh sebagian orang sebagai “Dream Theater's darkest album” terutama karena konten lirik with dari kebanyakan lagu-lagunya berhubungan dengan konflik internal, sebagai contoh “The Mirror” mengekplorasi tentang alkoholisme.

Jens Johansson, yang sekarang menjadi anggota Stratovarius, adalah sebagian diantara nama-nama besar yang diaudisi, bagaimanapun, para personil band berkeinginan untuk mengisi posisi tersebut dengan pemain keyboard Jordan Rudess. Portnoy dan Petrucci telah mengenal Rudess di Keyboard Magazine, dimana ia dikenal sebagai "best new talent" pada polling pembacanya. Mereka mengajaknya untuk dicobakan bermain di sebuah konser bersama band ini di Concrete Foundations Forum in Burbank, California. Untuk para personil Dream Theater, pertunjukkan itu sangat bagus, dan Rudess diminta mengisi posisi sebagai keyboardist secara permanen; bagaimanapun, Rudess memilih untuk tur bersama The Dixie Dregs selain sejak diberikan kebebasan pribadi oleh band tersebut. Kecewa, Dream Theater mengajak sesama alumnus Berklee yang bernama Derek Sherinian, yang sebelumnya sempat bersama Alice Cooper dan KISS, untuk mengisi dalam tur promosi Awake. Sebagai kesimpulan dari tur, band ini memutuskan untuk mengajak Sherinian masuk sebagai pengganti Moore.


A Change of Seasons dan Falling into Infinity (1995-1998)



Sekali lagi dengan personil baru, Dream Theater tidak langsung memulai mengerjakan material baru. Fans di seluruh dunia, tergabung dalam YtseJam Mailing List (bentuk komunikasi paling populer antara fans Dream Theater saat itu), telah memberikan tekanan kepada band ini untuk merilis lagu “A Change of Seasons”. Lagu ini sudah ditulis dari tahun 1989 dan dimaksudkan untuk menjadi bagian dari album Images and Words, tetapi dengan durasi hampir 17 menit, lagu ini dianggap terlalu panjang untuk diletakkan dalam sebuah album studio. Bagaimanapun, band ini menampilkannya secara langsung dalam berbagai kesempatan sambil melanjutkan untuk merevisinya hingga tahun 1995.

Permintaan itu pun berhasil, dan grup ini memasuki BearTracks Studio di New York di bulan April tahun 1995 untuk menulis ulang dan merekam lagu berdurasi 23 menit dengan kontribusi Sherinian yang signifikan kepada hasil akhirnya. Untuk menyebarkan "A Change of Seasons", band ini merilis sebuah EP bersama dengan cover songs yang direkam saat pertunjukan fan club Uncovered.

Setelah jadwal singkat dari konser kecil untuk mempromosikan “A Change of Seasons” Dream Theater beristirahat untuk beberapa bulan. Agar tetap sibuk, bagaimanapun, band ini merilis Christmas CD spesial lewat fan club resminya, berisikan lagu langka yang direkam secara live saat awal tahun band ini. Mereka melanjutkan merilis sebuah CD baru setiap Natal hingga tahun 2005. Selama masa istirahat juga, masing-masing personil memulai menulis komposisi untuk sesi menulis secara kolaboratif yang mendatang.

Sementara itu, ada beberapa perubahan pada EastWest, dan kontrak utama Dream Theater tanpa label dihapus. Hasilnya, tim baru di perusahaan ini yang tidak terbiasa berhubungan seperti yang dialami Dream Theater dengan personil lama di EastWest, dan mereka menekan Dream Theater untuk menulis sebuah album yang lebih mudah dikenal. Di akhir tahun 1996, mereka memasuki studio untuk menulis album mereka yang selanjutnya. Sebagai tambahan untuk menekan band ini untuk mengadopsi musik yang lebih mainstream, EastWest merekrut penulis/produser Desmond Child untuk bekerja dengan Petrucci untuk memoles lirik dari lagu "You Or Me". Seluruh band secara substansial mengerjakan ulang musik untuk lagu ini, dan lagu ini muncul di album sebagai “You Not Me” dengan chorus yang sangat mirip dengan aslinya. Child juga memiliki dampak yang terasa pada album ini, dengan perubahan pada komposisi yang lebih berkurang kompleksnya dan lebih radio-friendly.

Band ini menulis hampir 2 CD material, termasuk sebuah lagu berdurasi 20 menit kelanjutan dari lagu di album Images and Words yaitu “Metropolis Part 1: The Miracle and the Sleeper”. Pihak label, bagaimanapun, tidak memperbolehkan merilis double album karena merasa bahwa rekaman sepanjang 140 menit tidak akan mudah dicerna oleh masyarakat umum. James LaBrie juga merasa bahwa CD seharusnya menjadi sebuah single disc. Kebanyakan dari lagu yang tidak terpakai dirilis dengan cara yang lain sesudahnya, baik itu dalam fan club Christmas CD, atau dalam pertunjukan.

Material yang dianggap layak masuk kedalam album dirilis dengan judul Falling Into Infinity, yang mendapat macam-macam penerimaan dari fans yang lebih familiar dengan musik awal band ini. Sebagai album yang terdengar agak progressive, lagu seperti “Hollow Years” dan “You Not Me” meminta seseorang untuk menganggapnya sebagai hal yang baru, Dream Theater yang bergaya musik lebih mainstream. Secara keseluruhan, album ini mendapat kritikan dan rasa kecewa secara komersial. Walaupun Portnoy tidak berbicara kepada publik saat itu, beberapa tahun kemudian, dalam komentarnya pada DVD tahun 2004 berjudul 5 Years in a Livetime, bahwa ia menjadi sangat kecewa ketika saat itu dan ia mempertimbangkan untuk membubarkan Dream Theater.

Saat tur Falling Into Infinity di Eropa, dua pertunjukan direkam untuk sebuah live album berjudul Once in a LIVEtime, di Prancis dan di Belanda. Album ini dirilis hampir sama dengan dirilisnya 5 Years in a Livetime, yang menceritakan saat-saat dari Kevin Moore keluar dari band ini hingga tur promosi Falling into Infinity.


Scenes from a Memory dan DVD live pertama (1999-2001)

Pada tahun 1997, Mike Varney dari Magna Carta Records mengajak Portnoy untuk merancang sebuah progressive ‘supergroup’ untuk mengerjakan sebuah album, yang menjadi yang pertama dari side-projects untuk members dari Dream Theater. Yang terdiri dari Portnoy pada drum, Petrucci pada gitar, Tony Levin pada bass, dan pemain keyboard Jordan Rudess, yang sudah selesai dengan Dixie Dregs. Band ini diberi nama Liquid Tension Experiment, dan menjadi sarana bagi Portnoy dan Petrucci untuk sekali lagi mengajak Rudess untuk bergabung dengan Dream Theater. Pada tahun 1999, ia menerima tawaran untuk menjadi pemain keyboard untuk Dream Theater, menggantikan Sherinian.

Dengan anggota baru lagi, Dream Theater memasuki BearTracks Studio sekali lagi untuk menulis dan merekam album mereka selanjutnya. Sebagai hasil ultimatum dari Portnoy, pihak label memberi band ini kontrol kreatifitas sepenuhnya. Kelanjutan dari "Metropolis Part 1", yang ditulis ketika sesi Falling into Infinity (tetapi tidak digunakan dalam album tersebut), diambil kembali untuk dikerjakan ulang. Mereka memutuskan untuk memperluas lagu sepanjang 20 menit menjadi sebuah concept album, sebuah cerita seputar tema seperti reinkarnasi, pembunuhan dan pengkhianatan. Untuk mencegah mengaduk-aduk perasaan fansnya, proses penulisan dan perekamannya dirahasiakan dan ditutup rapat-rapat. Satu-satunya hal yang rahasia untuk fansnya adalah daftar lagu yang sudah bocor bertentangan dengan apa yang diinginkan band, dan tanggal rilisnya. Pada tahun 1999, Metropolis Pt. 2: Scenes from a Memory dirilis untuk mengharapkan sorakan kembali dari para fansnya. Album ini dianggap sebagai mahakarya dari Dream Theater diantara para fansnya, meskipun hanya meraih peringkat ke 73 pada chart album di Amerika Serikat.

Sebuah tur besar pun berlanjut kemudian, dengan satu tahun lebih yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya, hal terbesar yang pernah mereka alami saat itu. Konser-konser menunjukkan aspek teatrikal dari album ini. Mereka membawakan album Scenes from a Memory secara keseluruhan dari awal hingga akhir, dengan sebuah layar dibagian belakang panggung yang menunjukkan hal-hal naratif yang berkaitan dengan cerita dari album ini. Sebagai tambahan dari membawakan seluruh album ini, band ini juga membawakan set kedua dari lagu-lagu Dream Theater, juga beberapa cover songs dan improvisasi dari material lama Dream Theater. Pada satu pertunjukan ekstra spesial, di Roseland Ballroom di New York City, aktor dibawa untuk menjadi karakter pada cerita ini, dan sebuah gospel choir ditampilkan di beberapa bagian dari pertunjukkan.

Pertunjukkan ini, pertunjukkan terakhir dari jadwal tur, sebagai rilis DVD pertama band ini. Setelah banyak terjadi masalah teknis, DVD ini, berjudul Metropolis 2000, dirilis di awal tahun 2001. Tidak lama sesudah itu, band ini mengumumkan bahwa versi audio dari konser itu, dengan seluruh setlist berdurasi empat jam (kebanyakan dari yang dipotong dari DVD untuk menghemat tempat), dirilis.

Sampul dari versi CD konser ini, berjudul Live Scenes from New York digambarkan satu dari logo awal Dream Theater (gambar hati yang terbakar dari era Images and Words, berdasar dari Sacred Heart of Christ) dimodifikasi untuk menunjukkan sebuah apel (seperti pada “Big Apple”) selain gambar hati, dan pemandangan New York, termasuk menara kembar dari World Trade Center, dengan api diatasnya. Dalam kebetulan yang kurang menguntungkan, album in dirilis pada tanggal yang sama dengan peristiwa 11 September 2001. Album itu kemudian langsung ditarik oleh band tersebut dan dirilis ulang dengan gambar sampul yang direvisi.


Six Degrees of Inner Turbulence (2002)

Dengan keluar dari cobaan berat di belakang mereka, Dream Theater sekali lagi memasuki BearTracks Studios untuk merekam album studio keenam mereka. Empat tahun setelah permintaan pertama kepada EastWest untuk memperbolehkan mereka merilis sebuah double album, mereka akhirnya mendapatkan kesempatan dengan album Six Degrees of Inner Turbulence. Disc pertama terdiri dari lima lagu dengan durasi sekitar 7-13 menit, dan disc kedua dikhususkan seluruhnya untuk lagu yang berjudul sama dengan albumnya, yang sekarang menjadi lagu terpanjang yang pernah ditulis Dream Theater. Permulaan dari lagu ini datang saat Rudess apa yang sekarang menjadi bagian “Overture”dari “Six Degrees of Inner Turbulence”, dan band ini mengambil beberapa melodi dan ide yang berbeda terkandung didalamnya dan diperluas hingga beberapa bagian dari bagian penuhnya.

Six Degrees of Inner Turbulence berakhir dengan penerimaan yang sangat baik dari fans dan media massa. Ini adalah album Dream Theater yang paling terpublikasi setelah Awake, memasuki chart di Billboard di peringkat ke 46 dan di Billboard Internet Chart di peringkat 1. Melewati satu setengah tahun mereka mengadakan tur sekali lagi dengan pertunjukkan tambahan termasuk beberapa pertunjukan “album cover”, yang mana mereka membawakan Master of Puppets dari Metallica dan The Number of the Beast dari Iron Maiden secara keseluruhan.


Train of Thought (2003-2004)

Selama tahun 2003, Dream Theater memasuki studio untuk menulis dan merekam album lainnya. Sejak Scenes from a Memory ditulis dan direkam terus-menerusdi studio itu, dalam semangat perubahan, band ini mengambil beberapa pendekatan berbeda dengan menetapkan tiga minggu menulis di tempat lain sebelum merekam di studio. Di pertengahan sesi rekaman untuk album tersebut, sebuah tur spesial dengan dua band progressive metal lainnya, Queensryche dan Fates Warning, diselenggarakan di Amerika. "Escape From The Studio American Tour", seperti yang disebutkan pada material promosi Dream Theater, dengan menghadirkan Queensryche dan Dream Theater sebagai co-headline dengan Fates Warning tampil sebagai pendukung. Sebagai final dari setiap konser terdapat extended encore yang mana Dream Theater dan Queensryche tampil bersama di panggung bergantian, biasanya membawa cover songs.

Saat menyelesaikan tur, Dream Theater kembali ke studio untuk menyelesaikan rekaman album ketujuh mereka, Train of Thought. Mereka lebih banyak berkonsentrasi dalam menulis album yang berorientasi lagu, sebuah pemikiran yang terinspirasi dari membawakan Master of Puppets dan The Number of the Beast pada konser tur sebelumnya. Hasilnya, musik metal yang “straight-forward” dari dua album tadi seperti menjalar pada album Train of Thought. Album ini cukup sukses, tetapi itu memberi perbedaan cukup besar bagi fans Dream Theater yang lebih menyukai progressive rock tradisional, seperti Yes atau King Crimson. Terlepas dari itu, album ini terlihat seperti memperluas cakupan fans Dream Theater ke wilayah baru, dengan mencakup lebih banyak fans metal.

Tur lainnya berlanjut, yang mana saat itu Dream Theater tampil sebagai pendukung untuk salah satu pengaruh besar bagi mereka, Yes. Sebuah tur yang sederhana ini diselesaikan oleh kedua band ini, yang mana setelah Dream Theater untuk melanjutkan tur mereka yang dikenal dengan pertunjukan "An Evening With Dream Theater".

Langkah mereka berikutnya adalah merilis kombinasi live CD/DVD lainnya, kali ini direkam di Nippon Budokan Hall yang terkenal di Tokyo, Jepang dalam tur Train of Thought mereka. Live at Budokan dirilis pada 5 Oktober 2004, dan kemudian meningkatkan reputasi Dream Theater sebagai salah satu dari pertunjukan live nomor satu dalam progressive metal.


Octavarium dan Score (2005-2006)

Setelah selesai dari tur promosi Train of Thought mereka, Dream Theater memasuki studio Hit Factory di NYC untuk merekam album kedelapan mereka. Akibatnya, mereka menjadi grup terakhir yang pernah rekaman di studio terkenal itu, dan setelah mereka menyelesaikan sesi terakhir mereka, studio itu ditutup selamanya.

Octavarium dirilis pada 7 Juni 2005, dan membawa gaya musik band ini dengan kondisi yang berbeda. Diantara kedelapan lagu itu adalah kelanjutan dari “Alcoholics Anonymous” suite karya Portnoy (“The Root of All Evil” langkah 6-7 dalam tahap 12-langkah), serta lagu yang berjudul sama dengan judul album ini, sebuah karya musik epik berdurasi 24 menit menyaingi "A Change of Seasons". Octavarium mendapat berbagai tanggapan dari fans telah menjadi bahan perdebatan. Octavarium adalah album terakhir dari kontrak tujuh album mereka dengan Elektra Records, yang menjadi pemegang kontrak tersebut setelah peleburan dengan EastWest Records.

Dream Theater mengadakan tur secara ekstensif selama tahun 2005 dan 2006 untuk merayakan ulang tahun ke-20 band mereka, termasuk mengambil peran dalam Gigantour. Selama pertunjukan pada 2 Agustus 2005 di Dallas, band ini mempersembahkan tribute kepada mantan gitaris Pantera, Dimebag Darrell, dengan membawakan lagu “Cemetery Gates” sebagai encore. Sebagai tambahan adalah penampilan yang tak terduga dari sesama musisi seperti Russell Allen, Burton C. Bell dan Dave Mustaine, yang bergabung dengan band ini di panggung untuk membawakan bagian dari lagu ini.

Dream Theater kemudian selesai dari Gigantour dan melanjutkan seri konser mereka. Tur ulang tahun ke-20 mereka berpuncak pada sebuah pertunjukan di Radio City Music Hall di New York City pada tanggal 1 April 2006. Walaupun pertunjukan ini dipromosikan secara minimal, langsung terjual habis ketika tiket baru saja tersedia. Pertunjukan ini, yang direkam untuk sebuah CD/DVD berjudul Score dirilis pada 29 Agustus 2006 lewat Rhino Records, adalah konser pertama band ini dengan didukung oleh sebuah full symphonic orchestra (the "Octavarium Orchestra").


Systematic Chaos (2007)


Album terbaru Dream Theater yang berjudul Systematic Chaos dirilis pada 5 Juni 2007. Rekaman ini menandai rekaman pertama meraka dengan label baru Roadrunner Records, masih anak perusahaan dari Atlantic Records. Roadrunner menerapkan peningkatan promosi untuk album ini, dan hasilnya, Systematic Chaos meraih peringkat ke-19 pada Billboard 200, menandai album dengan peringkat tertinggi di chart selama karir Dream Theater. Ia juga kemudian merilis video untuk “Constant Motion” pada tanggal 14 Juli, video musik pertama band ini sejak pertengahan tahun 1990an. Sebuah buku yang berjudul Lifting Shadows, menceritakan duapuluh tahun pertama mereka, juga dirilis di akhir tahun 2007. Systematic Chaos berisi delapan lagu, tetapi secara teknis hanya tujuh lagu. Album ini berisi sebuah epik berjudul “In the Presence of Enemies”, terdapat pada urutan ke-1 dan ke-8 dari album ini, Portnoy melanjutkan Alcoholics Anonymous” suite nya dengan lagu “Repentance”, dan sebuah lagu bertemakan politik, “Prophets of War”.

Pada 2007/2008 Chaos In Motion World Tour dimulai di Italia. Dream Theater bermain pada konser Gods of Metal pada 3 Juni 2007. Dream Theater juga ada pada Fields Of Rock Festival di Belanda pada 17 Juni 2007. Mereka juga bermain pada bermacam-macam festival di Eropa yang lainnya termasuk Download Festival di Inggris dan Hellfest Summer Open Air di Prancis dengan band lainnya seperti Megadeth, Korn, Mastodon, dan Slayer.

Dream Theater kembali untuk tampil dalam tur di Amerika pada 24 Juli di San Diego, California dan selesai pada 26 August di Philadelphia, Pennsylvania. Mereka tampil dengan band pembuka Redemption dan Into Eternity. Tur "Chaos In Motion" berlanjut sepanjang tahun hingga tahun 2008, mengadakan pertunjukkan di Asia, Amerika Selatan dan untuk pertama kalinya, Australia.

Greatest Hits dan Inaugural Progressive Nation Tour (2008)

Pada tanggal 1 April 2008, album kompilasi yang terdiri dari dua disk yang berjudul Greatest Hit (…and 21 Other Pretty Cool Songs) dirilis oleh band ini. Judul album ini mengacu pada lagu “Pull Me Under," yang merupakan satu-satunya radio hit oleh band ini. Album ini adalah album greatest hits pertama mereka; didalamnya terdapat tiga lagu baru yang di re-mix, lima versi edit yang langka dari lagu yang sudah dirilis sebelum, dan sebuah lagu yang belum dirilis. Greatest Hit (…and 21 Othe Pretty Cool Songs) adalah album terakhir Dream Theater dengan kontrak bersama label Atlantic, terdiri dari tahun-tahun selama dengan anak perusahaan Warner Music Group, yaitu Atco Records, EastWest Records, Elektra Records, dan terakhir Atlantic Records, dan memiliki sebuah kontrak "single release" dengan Rhino Records untuk konser live mereka dan koleksi DVD video: setiap rilis dalam satu kontrak saat itu, dengan tidak ada kontrak untuk rilis lainnya (meskipun setiap DVD Dream Theater terjual sangat baik khususnya sebagai DVD musik- ini dapat dilihat sebagaimana Rhino memilih untuk memperbaharui kontrak mereka 3 kali) sebelum menandatangani Roadrunner Records setelah menyelesaikan kontrak mereka dengan Atlantic di tahun 2007. Bagaimanapun, tidak seperti Greatest Hits yang dirilis kebanyakan merupakan saat terakhir dari kontrak band dan kemudian pihak label mengambil kontrol terhadap proyek dan band tersebut pada label baru yang menginginkan sedikit perlakuan dengan “masa lalu” mereka, Dream Theater ikut campur dalam album secara aktif, membawakan tracklisting yang mereka anggap merepresentasikan karir music mereka kepada fans baru yang juga terdiri dari versi edit yang langka dan b-sides yang sulit didapatkan sekarang untuk menjaga fans lama tertarik dengan versi baru dari lagu, bekerja dengan label rekaman dalam pengerjaan sampul, drummer Mike Portnoy menulis sebuah "opening message" untuk rilis dan menamai paket tersebut, dan kemungkinan paling menarik adalah remixing dan material rekaman baru atau tiga lagu dari album kemunculan awal mereka yaitu Images and Words.

Dream Theater baru-baru ini menyelesaikan paket tur mereka yang diberi nama "Progressive Nation Tour 2008," yang dimulai tanggal 2 Mei. Ikut serta pula pada tur tersebut Opeth, Between the Buried and Me sebagaimana pula 3. Tidak seperti tur Dream Theater sebelumnya, mereka mengadakan pertunjukan di kota-kota yang tidak pernah mereka dahulu (seperti Vancouver, Kanada) atau kota-kota yang sudah beberapa tahun mereka tidak bermain disana. Tur ini juga menandai untuk pertama kalinya, sejak dirilisnya Images and Words, dimana grup ini mengadakan pertunjukan di venue-venue kecil dan teater pertunjukan.

Dream Theater merilis DVD set lainnya yang berjudul "Chaos in Motion 2007-2008". DVD ini adalah kompilasi dari pertunjukan yang berbeda selama tur "Chaos in Motion" mereka. Ada dua set DVD yang dirilis. Satunya adalah set biasa yang berisi dua disk sementara Special Edition set nya terdiri dari 3 CD dari musik yang ada pada DVD. DVD ini dirilis pada tanggal 30 September 2008.


Current members
Former members



Sumber: (http://en.wikipedia.org)

Walking After You



Tonight I'm tangled in my blanket of clouds
Dreaming aloud

Things just won't do without you, matter of fact
I'm on your back

If you walk out on me
I'm walking after you
If you walk out on me
I'm walking after you

If you'd accept surrender, I'll give up some more
Weren't you adored

I cannot be without you, matter of fact
I'm on your back

If you walk out on me
I'm walking after you
If you walk out on me
I'm walking after you

Another heart is cracked in two
I'm on your back

I cannot be without you, matter of fact
I'm on your back

If you walk out on me
I'm walking after you
If you walk out on me
I'm walking after you
If you walk out on me
I'm walking after you

Another heart is cracked in two